Sabtu, 06 April 2019

Puisi Mengagumimu Dalam Diam


Mengagumimu Dalam Diam


oleh

Yani


Goresan aksaraku
ingin menyapa tentang mu yang jauh
benih benih rindu kini tumbuh dihatiku

Rasa berdetak jantungku
saat memandang lukisan wajahmu
sungguh aku terpesona

Apakah

Rasa ini hanya aku yang rasakan
Jujurku ingin dekat denganmu
Ingin bersenda gurau denganmu
Walau hanya lewat maya yang semu

Namun bibirku tak sanggup berucap
Hanya lewat aksara ini
Ku ungkap keinginan hati

Karena aku tau siapalah aku
ku hanya wanita yang tak sempurna
Mungkinkah kau terima aku dihatimu

Walau sekedar teman tapi mesra
Teman berbagi cerita berbagi rasa
Sungguh keinginan ini menyiksaku

Kukirimkan lewat maya ungkapan rasa
yang tak sanggup ku ucap
rinduku laksana candu
merindumu setiap waktu

Untaian sayairmu yang mengoda hatiku
mungkinkah akulah pujaan hatimu
ah….. jatuh cintakah aku

Rasa itu ada
sejak aku pertama kali mengenalmu
sadarku betapa tak pantasnta aku untukmu

Biarlah cinta dan rindu jadi rahasia hatiku
biarlah bayangmu jadi teman mimpiku

Kerena kamu tak mungkin menjadi
Kekasih hatiku
kerena kamu seperti dewa
dan hatimu tak mungkin tersentuh olehku
 
Sumber : Sastrawacana.id

Sinopsi Novel Belenggu - Armijn Pane

novel belenggu

Sinopsis Novel Belenggu

Novel Belenggu karya Armijn Pane menceritakan seorang dokter bernama Sukartono yang menikah dengan seorang gadis cantik dan cerdas bernama Sumartini.

Awalnya, mereka tidak saling mencintai, namun karena memiliki kepentingan masing-masing, akhirnya keduanya sepakat untuk menikah.

Sukartono (Tono) merasa bahwa Sumartini adalah orang yang cocok mendampinginya dengan melihat kecantikan serta kecerdasan yang dimiliki oleh Sumartini. Sedangkan Sumartini menikahi Sukartono dengan alasan ia ingin melupakan masa lalunya.

Namun apa dikata, rumah tangga mereka tidak harmonis. Hampir setiap hari mereka bertengkar. Bahkan saling tak menyapa, alias diam tak berbicara, walau tinggal serumah.

Sukartono adalah seorang dokter yang sangat profesional. Ia bekerja dengan disiplin tanpa kenal lelah. Bahkan, sifatnya yang dermawan juga sering membebaskan biaya untuk pasien yang tidak mampu.

Namun, pengabdian Sukartono pada pekerjaanya telah membuatnya menomorduakan keluarga. Sumartini merasa diabaikan dan beranggapan bahwa suaminya lebih mencintai pekerjaan daripada dirinya.

Jangankan untuk bermanja-manja, untuk komunikasi saja seakan tidak pernah ada waktu. Hari-hari mereka sering dilalui dengan pertengkaran. Sumartini merasa tidak dianggap oleh Sukartono.

Hingga pada akhirnya, suatu hari Sukartono menerima telpon bahwa ada seorang pasien yang sedang sakit keras. Ia diminta menemui pasienya di suatu hotel. Dengan sigapnya, Sukartono pun memenuhi panggilan tersebut.

Sesampainya di hotel, Sukartono terkejut bahwa pasienya adalah Siti Hayati, alias Rohaya yang merupakan teman sekolah dan sahabat masa kecilnya.